Bukan Mbak Luna : Tamparan Tuhan Pasca Teks Tak Berkonteks



Hi Blog,
Senja sudah menjejak turun saat aku mengetikkan baris-baris pengakuan ini.
Pengakuan yang eksplisit kutujukan pada diri sendiri pasca kesalahan yg secara sadar kulakukan.
Semua bermula dari suatu situasi. Yang tak mampu kutuliskan detailnya namun bisa kugambarkan rasa nya.
Tak ada teman bicara saat itu, karna tiap ruang tengah tenggelam dalam ritme ritme kesibukannya sendiri.
Hingga saat impuls ini dirangsang oleh setitik noktah yg bernama rasa jengah, tak lain yg kupunya hanya energi meluapkan kesal.
Sebagaimana ku posting di status microblog ku dua hari lalu, kekesalan yg nyata itu berbunyi demikian: 

“aq pribadi lbh respect sm perempuan yg menetapkan diri berprofesi sbg ..maaf.. tuna susila (naudzubillahmindzalik.red)
drpd perempuan bukan dgn profesi tsb but act like a (maaf) bi*ch ..
ngumbar guyonan sputar perut ke bawah di hdapan temen2 pria

brtingkah sok asik & conform dgn habit pria ben ditrima dlm pergaulan

ya Allah mualnya perutku #istighfar”

Aku tau pasti bahwa teks itu tidak bernyawa, there won’t be a war .. karna subjek kekesalan itu tidak kukenal dan tidak ada di friendlist ku ataupun teman2 ku .. hingga menjadikannya sebagai subjek di status yg “keras” itu pun kurasa akan aman-aman aja. 

But for the sake of ALLAH, ternyata aku salah .. salah besar .. 

Aku lupa bahwa hidupku dikelilingi sama pasangan, keluarga, dan teman2 yg baik dan sayang aku banget.
Reaksi keras berdatangan. Yang inti nya sama : menurut mereka aku engga sopan!! 

.. aku “menangis”
 hu hu hu hu hu
kesel dan marah (krn ngrasa ngga didukung unt jengkel sama sesuatu yg menurutku menjengkelkan :)

tapi apa daya .. smakin aku kesel dan marah yg ada aku smakin dimarahin huehuehue
inti nasehatnya sama : elegant is attitude .. if u wanna be a Lady then u must be pretty polite.Oh Gosh!

Membaca Pak Nukman dan Mbak Luna : Sebuah Jawaban 

Nasehat – nasehat itu smua skalipun benar adanya, tapi jujur, sungguh sulit diterima oleh jiwa rebel sepertiku. Menyesap ludah sendiri (ih mbayangin nya aja jijay) yaaa males lahh :)

Tapi untungnya sisi lain diriku adalah pembelajar, shg aku engga pnah takut untuk cari kebenaran meskipun itu akan menerangkan padaku ttg kesalahan-kesalahan yg terlanjur kulakukan. 

Memori ttg the Goddes of Indonesian artist (for Me) alias Mbak Luna dan kehebohan twit nya di medio 2009 yg bunyinya : 

“Infoteinment derajatnya lebh HINA dr pd PELACUR, PEMBUNUH!!!! may ur soul burn in hell!!…”

Menggerakkan jari ku untuk mengungkap makna. And got it! 1 ulasan dari pakar digital marketing dan technopreneur, Pak Nukman Luthfie di blog dan laman web nya menambah 1 lagi wacana untuk pengayaan diri. 

Dalam tulisan nya yang berjudul :

secara eksplisit menerangkan pada ku ttg ke-benar-an skaligus ke-salah-an dalam status microblog ku. 

Benar. Karna opini maupun fakta adalah kebenaran (skalipun melekat subyektifitas padanya). 

Manusia adalah pribadi yang bebas hingga sah saja bagi nya untuk mengungkap kebenaran versi nya. 

NAMUN dalam konteks media sosial, kebebasan itu tidak lagi bersifat mutlak. 

Karena keberadaan konteks menjadi krusial. Sbg penghantar simpul-simpul sosial (friends, followers, dll) untuk memahami teks yang kita anggap sebagai kebenaran,menjadi sesuai dengan konteks kejadiannya.

Tangan Tuhan Menampar : Aku Tak Terkapar, Hanya Damai Yg Tersisa
Alhamdulillah.Alhamdulillah.Alhamdulillah.Subhanallah.Subhanallah.Subhanallah.
Dua kata itu yg rasanya terus menerus ingin kulantunkan sekarang. Bagaimana tidak, untuk kesekian kalinya aku merasakan tamparan yg menenangkan. Lho kok? Iya .. ai suwerrr J
What are the most things you want in the rest of your life despite of having a great family, massive resources, being uniquely fave-person, you name it? Then it’s just a word : a Faith – it’s all about HIM.
Alhamdulillah. Skalipun terlahir dalam 2 keyakinan yg berbeda, but I was moeslem since My Mom gave me birth. And I feel very blessed of it.
Ijinkan aku berbagi dan menyatakan, bahwa tidak mudah ada dalam situasi yg “berbeda”, maka ktika usiaku akan menginjak angka dua-delapan dan aku masih belum pernah merasakan nikmatnya Khataman Quran – then I’m the very person who was laughing at me, myself *giggling*
Subhanallah nya adalah ..di medio pertengahan 2012, di tengah carut marutnya situasi hati yg sedang digoyang hingga patah patah (ribetnya bilang patah hati) J - Allah has saved me to His Hand.
Aku ingat betul, Allah ngga skali dua kali ngegambarin ke Arsy- an nya.
Beberapa problem kehidupanku terpapar jelas di lembaran – lembaran ayat yg kusenandungkan.
Pun demikian halnya dengan edisi kacau kali ini. Alhamdulillah, Allah kept me on His track of Quran .. dan sampailah aku pada Surah 5 : QS Al Maidah 



Aku belom punya terjemahan Quran di kamar kos ku. Jadi saat mengaji, pure yg kulantunkan adalah versi tersebut diatas. 

Aku sampai di Surah ini sehari sebelum “cuap-cuap” tersebut di Fb .. dan otomatis aku saat itu engga tau apa makna nya Surah ini.

Baru sore tadi, sperti biasa aku mengulik makna lewat web www.quran.com lewat kompi di kantor. Hal ini ngga rutin juga sebenernya. Sesempetnya aja. Saat aku curious akan makna dari tiap Surah yg kubaca. 

Anddd guess Whadddd … Tarrraa!! Aku tertampar!! Plak!plak!plak! 

Salah satu fragmen dari Surah Al Maidah ayat 3 berbunyi demikian : 




Oalah Gusti, kulo nyuwun pangapuro ingkang kathah … Maha Suci Allah dengan sgala firmanNya. 

Well yeah, di penghujung pena, ngga banyak yg bisa kukatakan slain :

1.        Jangan pernah takut salah SAAT kamu tau kamu terbuka pada kebenaran, bukan pembenaran.
2.       Pahami dan cintai dirimu lebih dari siapapun di dunia, krn dengan begitu kamu akan memberi batas tegas dengan siapa kamu “mampu” berelasi yg minim risiko ter iritasi. Dengan demikian, jalan mu menujuNya akan jdi slaksa jalan menuju puncak Mahameru dengan lautan semi bunga nya.


-          Slamat hari ini, kawan -





Komentar

Postingan Populer