PSR - is not such PSY with his Gangnam Style :))
The power of flatter world
Hidup di dunia yg becoming
flatter kayak konsep Thomas Friedman ini ternyata asyik ya Cui J
Everything’s in hand …
termudahkan sgala solusi melalui pembuluh rancak-simetri yang kita sebut dengan
jejaring social .. dan semakin..semakin..semakin termudahkan lagi dengan
kehadiran media social .. yang nyata, yang maya .. yang saat keduanya
disatukan.. kamu ngga akan melihat apa apa kecuali WoW!!
And everybody has their own WoW!
Feeling .. yours is not as same as mine, and vice versa .. but people always
love to be conform .. then they wanna be in uniform .. their WoW! Uniform.
Yesterday was Sunday, and Thanks
My Lovely Allah SWT, who set me free on Sunday, so I can rush with my dream ..
a simply one, a dream of being utilitarian.
I don’t know, when exactly it was
.. since I’ve had my WoW feeling were Literacy and Environment issues.
Literasi itu simply sgala sesuatu
tentang ke”melek”an seseorang thd sesuatu, yang oleh sebab itu akan membantunya
dalam mencapai tujuan hidupnya.
Sementara environment issues,
lebih kepada situasi dimana kita sadar diri bahwa sekecil apapun ‘kesombongan”
kita thd alam akan membantu anak cucu kita kelak hidup dalam ketidaknyamanan ~
inconvenient truth (Al. Gore)
Dan Tuhan Mahaaaa Baikkk, diberinya
aku jalan untuk mendekat lagi dengan WoW feeling ku itu (pascaterhibernasi.com)
Singkat cerita, aku punya teman
yang berjejaring luas dengan pegiat2 literasi. Dari nya kemudian mengalir
situasi yang brasa geli tangan ini kalo engga ikut jdi a part of solution, tema
rahmatan lil alamin melekat di otak dan mendorong diri untuk eksekusi. Dan
twink, terjadilah!
Di awal cerita ..
Aku bahkan tidak punya modal apa2
saat mengajukan diri membantunya, aku tidak berdaya apa2 saat itu
Rumah sendiri .. belom punya ..
Motor .. barusan ilang ..
Sepeda ongkel .. ada, but not yet
mine .. I gave it to my Daddy
Bebe .. kaga punya dan sepertinya
kaga pengen punya
WhatsApp .. gerah install nya ..
Intinya, I have none .. but
apalah daya, niat sudah ada di kandungan otak .. then I say, Ok .. I’ll make
it.
Yang pertama kulakukan adalah
mengundang 2000an eksemplar itu ke rumah kos, dengan resiko diomelin Ibu Kos
yang sangat cinta kebersihan .. Alhamdulillah mission success, meski aku tau
beliau sangat engga rela rumahnya dipenuhi such
strangers stuffs. Aku memohon deadline, beliau mengamini. Yess.
1 problem solved.
The next prob appears then, buku2
itu sudah akan menemui “induk” barunya, tapi karna mereka benda mati, maka
mereka engga punya kaki atau sayap buat terbang .. mau kulempar satu-satu juga
ga mungkin :)
Maka, kita perlu mengundang nyawa
ke dalamnya. Dan sebagaimana kuungkap diatas, aku tengah tak berdaya untuk
mengeksekusinya .. otak kuputar, ½ keras .. sambil jari bergoyang, mengundang
rekan .. 1 text broadcast meluncur .. ke satu jejaring .. less a minute, respon
bermunculan … Oh Tuhan, nikmatnya punya kawan ..
Maka Ia pun tepati janjiNya ..
janji yang selalu benar adanya .. ”Sesungguhnya, bersama kesulitan ada
kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS 94 : 5-6).
Di hari H,
Skalipun ada satu dua krikil di
jalan mulus menuju tujuan, toh Alhamdulillah smua bisa terlalui dengan baik.
Alhamdulillah badanku bisa banget
diajak kerjasama, maklum, buat a fragile body sepertiku .. it always good when you know you can fix
something hard without invite a Doctor to cure you.
Alhamdulillah, buku2 bertemu
induk barunya dalam balutan senyum dan tawa.
Dan Alhamdulillah, Tuhan kasi aku
kesempatan (lagi) untuk mendekat ke dunia yang damai ..
The world of togetherness, the
world of self-improving, and the world of trust to any good in life
My future’s WoW : PSR (Personal Social Responsibility)
Pasca 9 Desember itu,
Letihku memanggil kala tanganku
mengaduk pelan a cup of London green tea Royal Twinning ~ yang menurutku, signature rasanya oh Damn
heaven :)
Langkahku kugeser ke ruang mungil
2.5x3m yg kusewa tiap bulannya dari seorang Landlady di daerah Nginden. Begitu
tiba di kamar, mataku tertumbuk pada rak buku kutilangku (kutilang: kurus –
tinggi – langsing)
Tertegun di hadapan buku2 tiba2
ada 1 frase yang menari di benak, about me in the past.. and what I’ve done, about
me in this present time and my preferences, then what next?
Ngga kupungkiri, aku yg sedang
tergila2 sama konten video di link ini :
dimana mimpi itu adalah soal bagaimana
kita melihat kesempatan dan “The true winner is someone who not only win … but
they face their problem wisely, solve it and get out of it as a winner”, she
said; and for me, to win something simply name it as process.
Maka, menari jelas What’s next ku,
I name it PSR (Personal Social Responsibility) …
Jika korporasi memiliki konsep
CSR, maka di era yang semakin datar pola komunikasi kita, dimana whenever and
wherever kita tidak lagi menjadi penting karna platform komunikasi sudah
sedemikian canggihnya, jadi kukira PSR bukan lagi hal yang mustahil diwujudkan,
not me only, but all of you guys …
Jika CSR dalam prinsipnya
berupaya mengelaborasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan menyalurkan
sebagian kecil sumber daya itu untuk menjadi
generator di lingkup tanggung jawab sosialnya, maka sebagai individu
kita pun berpotensi mengadopsi konsep ini.
Sumberdaya kita jelas, kita punya
kawan mulai dari jaman udel masi bodong ampe putih abu2, orang tua kita juga
punya kawan, kita punya sodara dan sodara kita punya kawan … kita melengkapi
diri dengan gadget dan pertemuan2 di ruang sosialisasi, maka PSR itu menjadi
tidak mustahil kan?
Tapi, bukan hidup namanya kalo
engga ada kendala, pun demikian dengan menjaga nyala api PSR ini,
one day
mungkin kita ngrasa gengsi untuk minta tolong teman atau sodara (atas nama
“engga mau ngrepotin”) …
One day, mungkin kita ngrasa “ih
peduli amat ama nasib orang di luar sana”
Atau one day kita ngrasa punya
kesibukan level dewa yg membawa kita engga berkutik slain dgn tumpukan
pekerjaan yg menciptakan uang
Okey. Noted. Not bad with that
excuse, tinggal bagaimana dengan cerdas mengelola kendala itu ..
Untuk itulah keberadaan komunitas2
seperti insan baca, save street child, blood for life, ciliwung community, pro
fauna dan ratusan (bahkan mungkin ribuan) lainnya dapat kita maksimalkan untuk
mengatasi kendala itu.
Mensupport, tidak melulu soal
uang, contoh diatas menyebutkan, aku bahkan engga punya apa2 saat dihadapkan
situasi “emergency” .. but yeah, I still have friends … maka aku yakin, kamu ..
kamu .. dan kamu semua .. pun berpotensi sama adanya.
Di penghujung kisah …
Guys have you felt that? Ketika ada
sensasi yang ngga terkata, saat tau kehadiranmu menyumbang secuil senyum di
suatu badan yang tengah buram .. dan kalaupun badan itu adalah badan yang
ceria, maka kehadiranmu menjadi teman sejati nya .. yang menjaga api ceria nya
..
Have you known that being
Rahmatan lil Alamin is the a reason why He bring a life to us?
“everyone upon the earth will
perish,
And there will remain the Face of your Lord,
Owner of Majesty and Honor,
So which of the favors
of your Lord would you deny?
- maka nikmat Tuhan manakah yang hendak kamu dustakan?
(QS 55 : 26-28)
Have a good day Everybody
Xoxo
-mariHesya-
Yes, I got the books yesterday afternoon. I brought home with my scoopy. My son held it, and I put two boxes in front side. This morning Siswa Pelangi will come to me to take theirs. Thank you Echa.
BalasHapuswoooowwww, love that efforts paman... maju terus untuk perkembangan literasi Indonesia yaa ... coz life is about sharing see yaa whenever we see
Hapusi love u echaa,...... km teman,sahabat terbaik dan inspirasiku dalam segala hal,,, kita mempunyai visi misi yang sama yaitu membuat mreka tersenyum.
BalasHapuskapan2 boleh dong cha ikut gabung di acaraku bersama adik2 panti.
mreka butuh seseorang yang seperti kamu juga.
smoga kebaikkan slalu berada dalam hati kita smua.
miss u my best frends.
iyyaaa sama2 mbakq chayank .. aku juga seneng liat dirimu makin hari makin semangat di PSR ..
Hapuswyatb my angel,
hug
echa